RIAU, RELASIPUBLIK –
Bagi sebagian orang, sampah merupakan benda yang tak bernilai dan tak berguna, tetapi tidak bagi sebagian yang lain. Bagi mereka sampah adalah sumber pendapatan untuk menyambung hidup.
Salah satunya ialah Pak Kaco. Di usianya yang sudah senja, beliau tetap bekerja dengan cara mengumpulkan sampah, baik botol plastik, kaleng minuman dan sampah lainnya yang memiliki nilai jual.
Malam itu, beliau terlihat sedang mengais tumpukan sampah di Jalan Paus, tepatnya di seberang toko ponsel “Sahabatkoe”. Udara malam yang dingin seperti tidak terasa di kulit beliau yang hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek.
Saat dihampiri, beliau tengah membongkar buntalan-buntalan kantong plastik berbagai ukuran untuk mencari sampah yang bisa dijual kembali. Tangan kirinya memegang cutter berwarna hijau dan satunya memegang botol plastik.
Sembari megumpulkan sampah, Pak Kaco menjawab pertanyaan yang saya lontarkan. Beliau menceritakan bahwa dulu bekerja sebagai kuli bangunan. Namun karena indera pendengarannya berkurang, maka beliau memutuskan berhenti.
Dan beralih menjadi pengumpul sampah dan rongsokan. Pekerjaan ini mulai beliau geluti sejak 2019. Selain itu, beliau juga bekerja serabutan yang ditawarkan oleh orang.
Dalam sehari, beliau mengumpulkan sampah dari beberapa tempat, yaitu Jalan Arifin Ahmad, Jalan Gulama dan terakhir di Jalan Paus. Pak Kaco mulai bekerja dari sore hari hingga pukul 22.30 WIB.
Beliau menjelaskan harga dari barang yang dikumpulkan, yakni botol plastik seharga Rp 2.500/kilogram dan minuman kaleng seharga Rp 16.000/kilogram. Sedangkan untuk benda yang harganya lebih mahal, yaitu besi tembaga seharga Rp 90.000/kilogram.
Nantinya, sampah ini akan beliau bawa pulang ke rumah menggunakan sepeda. Keesokan harinya barulah, dikelompokkan lagi sampah yang beliau kumpulkan. Sampah botol akan dibersihkan kembali, karena sampah botol yang telah dibersihkan harganya jauh lebih tinggi. Setelah terkumpul cukup banyak, baru akan dijual ke pengepul.
Walaupun pendapatan yang dihasilkan tidak besar, tetapi bagi Pak Kaco hasil yang beliau dapat cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Dan sekedar membantu abang iparnya, dimana beliau ikut tinggal di rumahnya.