GUNUNG SAHILAN, RIAU.RELASIPUBLIK- Bagai tak kenal lelah, Repol, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Kampar terus turun mengunjungi masyarakat di berbagai tempat.
Pada Sabtu, 5 September 2020, politisi Partai Golkar mengunjungi Desa Gunung Sahilan, Kecamatan Gunung Sahilan. Kunjungannya ke desa itu untuk melihat potensi objek air panas yang ada di Dusun III.
Dari keterangan warga yang mendampingi, Candra (50), objek air panas masih perawan. Ditemukan warga setempat sejak tahun 90-an silam. Warga menyebut, objek air panas ini dengan nama ‘Danau Sasopan Bulan’. Kata warga, danau air panas ini biasa dikunjungi satwa-satwa seperti gajah, harimau, beruang, rusa dan berbagai macam penghuni hutan lainnya untuk menyerap kandungan mineral dan belerang panas dari sumber mata air tersebut.
Kata Repol, apakah objek ini layak dikembangkan dan dilakukan revitalisasi, terlebih dahulu, mesti dilakukan penelitian ilmiah. Apakah objek sumber mata air panas ini tidak mengandung zat-zat berbahaya sehingga aman atau bahkan dapat memberi manfaat bagi pengunjung nantinya.
Guna memastikan kandungan sumber air panas, Repol berencana akan membawa turun tim dari Dinas Lingkungan Hidup atau disingkat DLH Kabupaten Kampar. Selain itu, Repol juga akan menggandeng kalangan akademisi untuk meneliti dengan seksama kandungan sumber air panas ini
“Termasuk kandungan gas yang keluar, agar bisa dipastikan bahwa lokasi ini aman untuk dikembangkan,” ungkap ayah empat anak.
Repol mengaku, dapat menangkap aspirasi yang begitu besar dari masyarakat agar objek ini bisa dikembangkan, agar objek mata air panas bisa menjadi potensi wisata guna mendongkrak ekonomi masyarakat setempat sebagai alternatif sumber penghidupan warga selain sektor perkebunan.
Kata mantan aktivis kampus ini, lokasi objek air panas berada dalam areal konsesi PT. RAPP. Sehingga jika ingin dikembangkan, diperlukan kordinasi, koordinasi selain dengan Pihak perusahaan juga diperlukan pembahasan regulasi ke Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, agar segala aturan dan regulasi tidak ada yang dilanggar.
Akses menuju objek air panas juga belum memadai. Untuk menjangkaunya, kita harus melewati jalan perusahaan. kita harus melewati hamparan Eucalyptus nan luas. Jalannya masih tanah. Kita tidak akan dapat menjangkau lokasi dengan kendaraan roda empat hingga ke objek air panas. Beberapa ratus meter sebelum lokasi, kita mesti beralih ke kendaraan roda dua yang dimodifikasi untuk menaklukkan medan yang lumayan berat. Atau pilihan lain, kita bisa berjalan kaki untuk sampai ke titik air panas.
Sebelum benar-benar sampai ke spot, sebuah turunan tajam menyambut dengan kondisi jalan yang cukup membuat jantung berdebar. Seketika adrenalin pun naik.
Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki menembus semak belukar berawa dengan pohon-pohon besar. Setelah berjalan sejauh 200 meter, kami pun sampai. Danau terlihat. Asap-asap belerang disertai uap panas pun mengepul naik dari permukaan air meninggi lalu menghilang menandakan air danau ini bersuhu panas.
Pihak perusahaan turut mendampingi kunjungan kerja Wakil Ketua DPRD yang diwakili oleh Hasbi, Manager Environtment, menyampaikan, bahwa saat ini pihaknya belum berani memberikan statement tentang masalah ini. Karena sebutnya, hal ini menyangkut izin dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Dalam diskusi Repol dengan perwakilan perusahaan juga disertai perwakilan masyarakat, disepakati, bahwa perusahaan akan berusaha untuk membantu, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Laporan: Moreno (Kampar)
Editor: Aferian N