BANGKINANG, RIAU.RELASIPUBLIK- Ahmad Fikri menerima kunjungan Rahmad Jevary Juniardo atau Ardo di kediamannya di Jalan Jenderal Sudirman Bangkinang Kota, Selasa, 15 September 2020.
Datang pada sore menjelang magrib, membuat obrolan keduanya diselingi dengan sholat Magrib. Keduanya melaksanakan sholat magrib berjamaah. Ahmad Fikri bertindak sebagai imam.
Usai sholat keduanya kembali melanjutkan pembicaraan. Pembicaraan dilangsungkan di meja makan bukan di ruang tamu.
Menurut Ardo, kunjungan itu adalah kunjungan silaturrahmi biasa. Ia menyebut Ahmad Fikri sebagai orantuanya.
“Ini silaturrahmi biasa. Ardo sudah lama tidak bersilaturrahmi ke rumah Oom Fikri. beliau ini Oom saya,” ujar Ardo.
Ahmad Fikri mengaku sangat senang dikunjungi politisi muda Partai Demokrat itu. Ia menyebut, walau masih muda, sosok Ardo sebagai sosok yang matang dan tidak baperan (terbawa perasaan) dalam berpolitik.
“Ardo itu bagus orangnya. Dia masih muda, tapi dia berpolitik tidak baperan. Bisa dia memilah-milah persoalan. Bagus. Ya, harus seperti itu, politisi itu harus bijak menanggapi segala situasi yang terjadi, tidak boleh baper,” ungkap lelaki yang sehari-hari disapa Onga.
Keduanya lalu terlibat pembicaraan yang santai dan penuh canda tawa. Dari hal-hal lucu sampai membahas tentang sosok Jefry Noer, ayah Ardo sendiri. Ahmad Fikri mengungkap hal yang baik dari seorang Jefry Noer.
Kata Fikri, Jefry adalah sosok orang yang menjaga komunikasi. Dia menyebut, HP mantan bupati dua periode itu selalu aktif dan akan selalu menjawab setiap panggilan yang masuk.
“Bang Jefry ayah Ardo itu, selalu menjaga komunikasinya. Bahkan dengan Oom, lebih banyak beliau yang menelepon Oom ketimbang Oom yang menelepon Bang Jefry,” beber Fikri kepada Ardo.
Fikri menyinggung ini, sebab Ia menilai modal paling utama bagi seorang yang ingin eksis di panggung politik adalah harus komunikatif.
“Dari beberapa orang bupati, Bang Jefry itulah bupati paling bagus komunikasinya. Paling mudah dihubungi dan menghubungi orang,” beber ayah tiga anak.
Fikri mengisahkan, Ardo pernah menjadi sejawatnya di DPRD Kampar di 2014 hingga 2016 akhir sebelumnya akhirnya putra Eva Yuliana mundur dari kursi dewan karena maju sebagai calon bupati. Ardo kala itu merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demorkrat sedangkan Ahmad Fikri adalah Ketua DPRD Kampar dari Partai Golkar.
“Selama mengabdi di lembaga dewan, Ardo juga bagus. Ardo selalu objektif bersikap terhadap suatu persoalan. Dia proporsional menyikapi setiap dinamika yang terjadi,” tutup Ahmad Fikri.**
Laporan: Moreno (Kampar)
Editor: Aferian